selamatkan anak cucu kita dengan syari'ah dan khilafah !

Murtad Tanpa Sadar

Ada sebuah buku berjudul asli Al-Iman wa Nawaqidhuhu & At-Tibyan Syarhu Nawaqidhil Iman. Buku ini ditulis oleh duet Dr Safar Hawali & Syaikh Sulaiman Nashir Ulwan. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Etoz Publishing. Yang menariknya, penerbit menerjemahkan judul buku tersebut dengan atraktif sekaligus menghentak sanubari. Judul bahasa Indonesianya ialah Murtad Tanpa Sadar Kok Bisa?
Benar saudaraku. Ternyata di dalam hidup ini ada perkara-perkara yang jika dilakukan, bahkan sekedar diucapkan, dapat menjerumuskan seorang muslim ke dalam sebuah keadaan murtad tanpa sadar. Artinya, ia tidak sekedar terlibat dalam sembarang dosa. Tapi ia terlibat ke dalam urusan yang dapat menyebabkan batalnya keimanan serta keislamannya. Hal ini menjadi lebih serius jika kita kaitkan dengan kondisi zaman modern yang sangat sarat dengan fitnah (ujian) terhadap iman seorang muslim. Sehingga kita jadi teringat sebuah hadits di mana Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad, No. 8493)

Berpeganglah pada 5 hal agar selamat

Suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seseorang yang sudah sekian lama hidup dalam kemaksiatan, sering mencuri, selalu menipu, dan tak pernah bosan berzina. Orang ini mengadu kepada Ibrahim bin Adham,
“Wahai tuan guru, aku seorang pendosa yang rasanya tak mungkin bisa keluar dari kubangan maksiat. Tapi, tolong ajari aku seandainya ada cara untuk menghentikan semua perbuatan tercela ini?”
Ibrahim bin Adham menjawab,
“Kalau kamu bisa selalu berpegang pada lima hal ini, niscaya kamu akan terjauhkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

Seruan Khilafah Bermunculan di Tengah Revolusi Arab Menerobos Berbagai Penghalang Media

Meskipun berbagai media berupaya menyembunyikan agar umat tidak mengerti tentang perubahan yang sesungguhnya, yang tidak mungkin terjadi kecuali dengan Islam; meskipun berbagai media berupaya untuk memalsukan revolusi negara-negara Arab yang diberkati, dan hanya memperlihatkan karakter sekulerisme, yang semuanya menuntut sebuah negara sipil atau demokrasi; serta upaya berbagai media untuk memadamkan sisi terang dari revolusi ini, yang tercermin dalam langkah praktis untuk mengakhiri kekuasaan tiran dan keinginan untuk mendirikan Khilafah, namun demikian suara Khilafah dan seruannya terus menerobos ke dalam kaum Muslim, para pengamat dan para politisi Barat, sehingga Khilafah menjadi buah bibir masyarakat umum dan para politisi, sekalipun itu tidak dilakukan secara terbuka, sebab semangat pemadaman dan penyembunyian terhadap cahaya terang Khilafah ini merupakan sikap utama bagi berbagai media.
Sejak percikap api pemberontakan menyala di Tunisia al-Hadra’, yang kemudian diikuti oleh revolusi di Mesir, Libya dan Yaman, kami melihat berbagai media senantiasa menyembunyikan pemandangan besar dan berbagai gerakan massa yang menyerukan pada perubahan yang sesuai dengan Islam, dan pendirian Khilafah, serta menyerukan untuk membuang jauh ketergantungan dan hubungan dengan kekuatan penjajahan Barat. Buruknya lagi, penyembunyian yang dilakukan oleh media ini disusul dengan upaya memalsukan fakta dan berbagai pencapaian revolusi. Tentu semua ini dilakukan dalam rangka mendukung agenda asing.
Terkait fakta yang mengungkapkan adanya seruan untuk membuang ketergantungan dan beralih pada Islam dalam revolusi ini, tampak dalam berbagai pernyataan yang berulang kali disampaikan oleh para pemimpin Barat, Amerika, Eropa dan Yahudi, di mana mereka sangat ketakutan akan kemungkinan berdirinya negara Islam yang akan mengganggu keseimbangan kekuasaan dan mengubah arah sejarah. Pernyataan tentang ketakutan ini telah disampaikan oleh Clinton, Cameron, Ashkenazi, Netanyahu dan Berlusconi. Bahkan media-media besar Barat seperti Fox News dan The Independent, semuanya telah membicarakan tentang ketakutan para politisi Barat terhadap revolusi ini dan pendirian Khilafah, serta implikasinya bagi Barat dan dunia.
Mengingat kuantitas ketakutan yang luar biasa, maka hal ini memaksa Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa untuk mengeluarkan pernyataan untuk menenangkan kecemasan Barat dan meredakan badai ketakutan .
Subhanallah, sekalipun media telah berusaha keras untuk menyembunyikannya, namun suara-suara dukungan terhadap Hizbut Tahrir di tengah-tengah kaum Muslim meningkat pesat terkait seruannya untuk menegakkan Khilafah, dan telah banyak pihak yang berusaha mewujudkannya, serta mereka yang telah mendedikasikan semua tenaganya selama puluhan tahun untuk menegakkan kembali Khilafah.
Di Tunisia, masîrah (long match) berlangsung di jalan-jalan “lâ syarqiyyah wa lâ gharbiyyah … lâ dimoqrâthiyyah wa wathaniyyah … bal khilâfah Islâmiyyah, bukan Timur dan bukan pula Barat … bukan demokrasi dan bukan pula nasionalisme … melainkan Khilafah Islamiyah”. Namun peristiwa-peristiwa ini diabaikan oleh media, meskipun gambar-gambar masîrah (long match) tersebut telah mewarnai halamam jaringan internet, dan melalui Facebook khususnya. Akan tetapi, semua peristiwa yang mencerminkan denyut nadi umat ini tetap disembunyikan oleh media.
Di Mesir ada suara-suara lantang yang diabaikan media, khotbah-khotbah Jum’at, channel-channel TV keagamaan, dan kelompok massa yang menyerukan penerapan Islam di Lapangan Tahrir, di berbagai pusat diskusi di kota Alexandria, dan wilayah-wilayah Mesir lainnya. Dalam hal ini, sekali lagi media menutup diri, baik dengan alasan maupun tanpa alasan.
Di Libya, berlangsung seruan-seruan untuk penerapan Islam, meskipun Gaddafi melancarkan kampanye untuk merusak citra Negara Islam, dan selalu mengaitkan dengan berbagai aksi kekerasan. Bahkan para pemimpin entitas Yahudi mengatakan bahwa karakter revolusi di Libya adalah karakter Islam .
Di Yaman, berlangsung seruan-seruan para ulama, dan kabar gembira akan kembalinya Khilafah. Bahkan ada beberapa kota yang telah diwarnai dengan kibaran bendera al-Uqab, yaitu al-Liwa’ dan ar-Rayah. Dan inilah yang mendorong media-media lokal dan Arab untuk membuat judul: “Yaman berada di pinggiran “Khilafah Islam”, dan “ar-Rayah” telah berkibar di atas sekolah-sekolah di Aden”.
Sekalipun media-media berusaha keras untuk menyembunyikan dan menutupinya, namun seruan perubahan atas dasar Islam tetap merupakan aspirasi umat yang sesunguhnya, yang mendorongnya untuk bergerak, dan meraih harapan masa depan yang cerah. Sekalipun jalan untuk mengetahui semua berita itu masih merupakan ruang sempit, melalui jaringan internet, serta kontak-kontak yang dinamis dan terencana.
Sesungguhnya usaha pemboikitan dan penyembunyian yang dilakukan oleh berbagai media ini adalah dalam rangka untuk melayani agenda asing, yaitu membajak dan memaksa media untuk mencuri kerja keras umat dan pengorbanannya. Hanya saja umat telah melakukan perlawanan atas siapa saja yang menekannya dan merampas kekuasaannya. Sehingga tidak diragukan bahwa umat tidak akan pernah tertipu lagi oleh siapa saja yang berusaha menyesatkannya.
Allah SWT berfirman: “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut  mereka, tetapi Allah  menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membencinya.” (TQS. Ash-Shaff [61] : 8-9).
Sumber: pal-tahrir.info, 10/3/2011.

Tiket perjalanan wisata ke surga

Ada sebuah cerita yang menarik tentang manusia ketika dibangkitkan dari matinya.Ia marah2 ketika dibangkitkan,"sialan...siapa yang membangunkan aku ?" Dan betapa terkejutnya dia ketika dirinya sadar bahwa ternyata itu di akherat.Tapi anehnya,mata yang melotot dan wajah yang ketakutan itu berubah jadi tersenyum dan cengar-cengir.Orang2 disampingnya pada heran.Ada yang bertanya,"hei... kenapa anda malah tersenyum ? bukankah ini hari celaka kita ? terkutuklah kita karena ternyata Tuhan itu ada dan akhirat itu benar."
"ups ..sory lah yaw ! aku dulu... kelihatannya beriman kok.Ya...untuk jaga2 kalau ternyata cerita tentang Tuhan itu benar.he..he..he..ternyata benar kan ?
"Lho ! anda itu sama dengan kami...apa belum baca tulisan disana?.
Ia baru sadar ternyata dirinya dikelompokkan bersama lainnya ditempat yang bertuliskan: ORANG-ORANG YANG TIDAK IMAN TUHAN DAN AKHIRAT.Dan akhirnya wajah orang itu berubah seperti raut muka orang2 disekitarnya.
Nah,pembaca sekalian,itu hanyalah cerita.salah satu cerita yang direka untuk menakut-nakuti orang akan akhirat.Tapi yang satu ini lain.cerita ini bukan hanya untuk menakut-nakuti orang yang tidak beriman akan akhirat,melainkan menakut-nakuti orang yang beriman hanya karena untuk jaga2 kalau2 akhirat benar2 ada.Atau dengan kata lain;cerita untuk menakuti orang yang menganggap akhirat itu hanyalah cerita yang menakutkan.
    IMAN ITU YAKIN
ketika kita mau bermotor kerumah tetangga,kita dikasih tahu pernah ada razia polisi dijalan gang depan rumah.katanya ada yang pernah ditilang Rp 100.000,- karena tidak pakai helm standar.mendengar berita itu,kita hanya menganggapnya cerita lucu.masa di gang kecil kayak gitu aja ada razia polisi ...paling2 polisi tidur.Tapi anehnya,kemudian kita memakai helm juga.kenapa ...?? karena kita tidak mau berspekulasi dengan denda tilang."apa sih beratnya pakai helm,daripada menanggung beratnya tilang Rp 100.000,-".begitu pertimbangan kita.
   Nah,keadaan seperti ini tepat sekali untuk mengibaratkan keimanan yang spekulatif.Dengan memakai helm bukanlah bertambah kepercayaan kita,apalagi menjadi yakin.Yang terjadi hanyalah:"kita pertaruhkan enaknya nggak pakai helm untuk nggak enaknya denda 100.000 rupiah."Seandainya resiko itu hanya disemprit dan dicemberuti polisi,tentu akan lain ceritanya.Kita akan memilih menikmati semilirnya terpaan angin tanpa helm dengan resiko,paling2 cuma disemprit dan dicemberuti.lalu kita berani mengambil resiko itu.
   Dari realitas seperti ini,sangat mungkin seseorang beriman dengan model begini.Ia sebenarnya tidak yakin akan agama,tapi ia takut akan resiko tidak beriman.Ia berpikir,"apa susahnya biang beriman dan beramal ala kadarnya,daripada resiko neraka selamanya.Kalau cerita agam itu bohong,aku juga nggak rugi".begitulah kira2.Bagaimana kita mau diajak masuk surga,kalau kita sendiri kurang yakin terhadap surga?
  Pembaca yang budiman,maka menjadi penting sekali sebuah pembahasan aqidah itu,demi keimanan yang kuat dan berpengaruh.Jangan sampai seseorang memilih beragama hanya karena ikut2an,warisan,tidak dengan kesadaran atau cuma kebetulan kita beragama.beragama hanya untuk jaga2.Padahal beragama aktivitas pilihan kita.Pilihan dengan kesadaran,sepenuh hati dan dengan pertimbangan2.Dan yang pasti beragama merupakan fitrah manusia yang merupakan salah satu dari naluri yang kita miliki.
  Pembaca yang budiman,ingin tahu tiket kesurga ? tunggu kelanjutannya . . .